Sabtu, 22 November 2014

Kupinjam Tawa Darinya, Perempuanmu…

      Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja di salah satu toko waralaba, aku dan kamu kembali mendekat.. Kembali menjalin komunikasi dan juga mencoba menyelami perasaan yang dulu sama-sama kita rasa namun tak pernah berani kita bina..
     Entahlah.. aku tak paham apa yang sebenarnya aku rasakan terhadapmu sekarang.. Entah ini masih tetap perasaan cinta yang pernah bertunas di hatiku 8 [delapan] tahun lalu, entah cinta monyet yang telah ber-metamorfosis menjadi rasa ingin memiliki, entah pula rasa kagum, ataupun hanya sebatas rasa senang karena ada yang mengisi ruang hati yang telah lama kosong.. aku tak paham.. yang pasti aku bahagia karena-mu, mas :)
     Singkat cerita hari-hari kita lewati berdua dengan saling berkirim pesan.. Mulai sekedar basa-basi menanyakan kabar hingga saling bertukar kalimat gombal ^^ tidak cukup hanya bersua lewat kata, kita pun mulai berani bertatap muka hingga jalan berdua [tentunya dengan bergandengan tangan hingga membuat dunia iri] hahhaa :) Pantai, bioskop, kedai ice cream hingga alun-alun kota menjadi saksi kebersamaan kita ({}) Kamu juga mengajakku ke luar kota untuk menemanimu mengikuti test kerja yang diselenggarakan oleh pemerintah, bahkan kamupun tak canggung mengajakku pergi ke tempat kerjamu :) Ahhh.. salahkah jika kemudian aku merasa begitu keGRan special dengan segala perlakuanmu tersebut??? Entahlah.. akupun pura-pura tak paham ~
     Yang aku pahami hanyalah, bahwa kamu telah memiliki dia.. perempuan yang mungkin kelak akan menjadi ibu dari anak-anakmu, aku juga paham bahwa aku sedang meminjam tawa perempuanmu, akan tetapi akupun hanyalah perempuan biasa yang tak kebal bujuk rayumu, mas :( hingga akupun memilih menutup mata atas statusmu dengannya dan akupun juga memilih menulikan telingaku dari gunjingan orang-orang tentang kedekatan kita..
     Namun kini kurasa cukup sudah khilaf-ku, cukup sudah ego-ku dan cukup sudah bahagia-ku karena-mu.. Tenanglah, aku tidak akan memaksamu memilih antara aku dan dia.. biarlah tetap dia satu-satunya perempuan yang bertahta di hatimu. Yang perlu kamu tau, aku pergi bukan takut kalah bersaing dengannya, tetapi aku pergi sebab akhirnya aku sadar bahwa kamu tidak pantas mendapatkan perjuanganku.. apalagi hatiku :( dan teruntuk kamu perempuan yang telah kupinjam tawanya, kupinta beribu maaf darimu mbak.. 

Melepaskan memang sakit, tapi percaya aku mampu..
Sebab perempuan baik tidak akan menjadi penyebab kesedihan perempuan baik lainnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar